Prosesi Wisuda Sekolah BM 400: ‘Ready for New Chapter in Our Life’

Para lulusan SMP dan SMA BM 400 diharapkan mampu menghadapi tantangan di masa depan.

JAKARTA – SMP dan SMA Bakti Mulya 400 berkolaborasi menggelar acara wisuda angkatan ke-36 (SMP) dan angakatan ke-22 (SMA) dengan tema ‘Ready for New Chapter in Our Life’ pada Sabtu (10/6/2023).

Dilaksanakan di gedung Auditorium Ki Hajar Dewantara SMP BM 400, Jakarta Selatan, sebanyak 44 wisudawan SMP dan 70 wisudawan SMA hadir dengan didampingi oleh orang tua masing-masing.

Kepala SMP Bakti Mulya 400, Rike Anwari Fuady, M.Si. menyampaikan SMP BM 400 mengutamakan pembentukan karakter yang kuat dalam bingkai agama Islam.

“Selama tiga tahun ini, kami telah menanamkan kebiasaan baikdalam agama Islam dalam setiap aspek kehidupan sekolah,” ungkap Rike.

“Kami mengajarkan kepada siswa-siswi kami tentang nilai-nilai keagamaan, etika, dan moralitas yang menjadi dasar bagi sikap dan tindakan mereka,” sambungnya.

Selain itu, dirinya juga berharap lulusan SMP Bakti Mulya 400 mampu menorehkan prestasi di kancah internasional.

“Kami ingin melihat kalian menjadi generasi yang berdaya saing global, mampu bersaing di kancah internasional, dan memiliki pemahaman yang mendalam tentang perkembangan dunia,” tutupnya.

Pada kesempatan yang sama, Diana, S.Pd. selaku Kepala SMA Bakti Mulya 400 mengungkapkan lulusan SMA BM 400 angkatan ke-22 ini memiliki semangat belajar yang tinggi kendati belajar di tengah pandemi Covid-19 dua tahun lalu.

“Para siswa SMA Bakti Mulya 400, telah menunjukkan ketangguhan, keuletan, dan semangat juang yang luar biasa,” ujar Diana.

“Kalian telah menunjukkan kecerdasan, kreativitas, dan kemampuan beradaptasi yang luar biasa,” sambungnya.

Dirinya menambahkan angkatan ke-22 SMA BM 400 juga berhasil meraih berbagai prestasi dalam berbagai bidang.

“Pencapaian tidak hanya dalam bidang akademik, tetapi juga dalam kegiatan lainnya seperti studentpreneur, kepemimpinan, dan pengembangan agama Islam,” pungkasnya.

Prosesi wisuda dilanjutkan dengan pemberian sambutan dari Keilla Thalita Alea sebagai perwakilan wisudawan SMA dan Elora Khiar Nareswari dari perwakilan wisudawan SMP.

Keilla berpesan kepada para wisudawan untuk terus mengejar mimpi dan menjadi pemimpin di masa depan.

“Jangan sia-siakan pertarungan yang sudah kita menangkan ini, karena saya yakin kita semua adalah pemimpin masa depan,” ujar Keilla.

“Semoga kita semua menjadi orang yang berani meraih mimpi dan tak terhentikan oleh berbagai batasan,” pungkasnya.

Kemudian, Elora dalam sambutan yang disampaikan dalam bahasa Inggris mengungkapkan sekolah Bakti Mulya 400 memberikan banyak hal positif bagi dirinya dan teman-teman.

“Sekolah ini menjadi tempat di mana kehadiran kita selalu ditunggu oleh guru kita, keberadaan kita dihargai, dan suara kita diapresiasi dan iman kita pada Islam dijaga dengan baik oleh guru-guru di Bakti Mulya 400,” ungkap Elora.

Selaras dengan tema ‘Ready for New Chapter in Our Life’, Ketua Pelaksana Harian (KPH) Sekolah Bakti Mulya 400, Dr. Sutrisno Muslimin, M.Si. mengungkapkan lima hal kepada lulusan sekolah BM 400 untuk bisa mencapai kesuksesan.

Kelima hal tersebut adalah belajar terus menerus, kerja keras, muliakan orang tua, hindari overthinking, dan banyak berdoa.

Dr. Sutrisno dalam sambutannya juga menyampaikan ungkapan terima kasih kepada orang tua yang telah mempercayakan pendidikan anak-anak mereka di Sekolah BM 400.

“Saya ucapkan terima kasih kepada orang tua yang telah mempercayakan sekolah ini,” ujar Dr. Sutrisno.

“Yakinlah bahwa sekolah ini akan terus menerus mengalami perbaikan. Yakinlah bahwa sekolah ini adalah tempat yang terbaik untuk pendidikan bagi anak-anak yang terbaik,” tutupnya.

Pada akhir sesi, staff ahli Kemenpora bidang kepemudaan dan diaspora, Hamdan Hamedan, MA. turut hadir dalam prosesi wisuda sekolah BM 400 kali ini.

Baca juga : Prof. Fasli Jalal: Sutrisno Muslimin, Guru Merdeka Membangun Bangsa

Dirinya memberikan orasi ilmiah kepada para wisudawan mengenai tiga fondasi yang harus dibangun untuk menghadapi tantangan di masa depan.

Ketiga fondasi tersebut adalah complex problem solving, people skills, dan self-management.

Pada fondasi pertama, yaitu complex problem solving, guru perlu melatih high-order thinking skills siswa agar mereka bisa memiliki kemampuan memecahkan masalah dan menciptakan solusi.

“Di masa depan, masalah akan tetap ada, dan solusi alternatif dan inovatif perlu diciptakan,” ungkap Hamdan.

Kemudian, people skills juga menjadi salah satu fondasi yang dibutuhkan oleh siswa agar bisa memiliki kemampuan berkolaborasi.

“Bagaimana kita bisa menjadi good team player dan good team leader. Yang terpenting kolaborasi, tanpa kolaborasi, kita sulit menciptakan inovasi,” sambungnya.

Terakhir, Hamdan mengungkapkan, saat ini setiap orang sangat bergantung pada gawai. Sehingga, memiliki kemampuan self-management yang baik sangat diperlukan oleh siswa.

“Kita hidup di dalam very distracted world. Kemampua untuk tetap fokus menjadi sangat berharga. Self- management mencegah self-sabotage,” pungkasnya.