Sekolah BM 400 Galang Solidaritas Palestina

Jakarta– Perdamaian abadi dan keadilan sosial merupakan amanat UUD 1945 yang diajarkan di Sekolah Bakti Mulya (BM) 400. Dengan terjadinya konflik bersenjata Palestina dengan Israel, Sekolah BM 400 terpanggil untuk mengadakan solidaritas Palestina. Kegiatan tersebut berlangsung di SD BM 400 (Jumat, 27/10/2023), di SMP dan SMA BM 400 (Senin, 30/10/2023).

Manager Kesiswaan Sekolah BM400, Diana menjelaskan bahwa kegiatan solidaritas Palestina ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman tentang konflik Palestina-Israel, menumbuhkan empati terhadap korban perang sekaligus menguatkan pentingnya nilai perdamaian.

Dalam kesempatan tersebut, Diana menghadirkan beberapa relawan yang tergabung dalam Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) dan Masjid Raya Pondok Indah (MRPI).

Pada saat paparan di hadapan siswa Diana menyampaikan, “Kegiatan ini berusaha untuk membangkitkan rasa syukur di dalam diri siswa. Siswa BM 400 dapat belajar, beribadah, dan bermain dengan tenang dan aman. Berbeda dengan anak-anak di Palestina yang sedang mengalami krisis pangan, listrik, serta berada dalam bahaya peperangan.”

Diana juga menyampaikan bahwa, “Untuk meringankan penderitaan warga Palestina, sekolah telah membuka rekening untuk donasi sampai Rabu, 8 November 2023”.

Sementara itu, salah satu anggota MER-C yaitu Nur Ikhwan Abadi menjelaskan kondisi dan situasi terkini di Gaza, Palestina. Hingga saat ini, Palestina telah dibombardir oleh zionis Yahudi (Israel) dan banyak sekali korban berjatuhan. Diperkirakan 8.000 orang meninggal, dimana sebagian besar di antaranya merupakan anak-anak dan wanita.

Baca juga : Testimoni Widi, Alumnus Sekolah BM 400 yang Diterima di 5 Universitas Top Eropa

Masih menurut Nur Ikhwan Abadi, “Guna membantu masyarakat Palestina, MER-C telah membangun Rumah Sakit Indonesia di Gaza bagian Utara. Akan tetapi, beberapa hari lalu, satu bom yang ditembakkan zionis Israel telah menyerang halaman guest house Rumah Sakit Indonesia, hingga satu relawan lokal meninggal dunia”.

Nur Ikhwan Abadi menekankan bahwa untuk menanggulangi problem tersebut, “Ada dua cara yang bisa kita lakukan, yaitu berdoa dan berdonasi.”