Jakarta–Forum Komunikasi Orang Tua Murid (FKOM) SMP Bakti Mulya (BM) 400
menyelenggarakan kajian rohani bertajuk “Menjaga Rumah Tangga Tanpa Prahara dalam
Ajaran Islam” yang berlangsung dengan lancar di Auditorium Ki Hajar Dewantara, SMP BM 400 Kajian diadakan pada hari Selasa, 21 Januari 2024.
Kajian ini menghadirkan Ustadz Maulana sebagai narasumber, yang memberikan wawasan
mengenai pentingnya membangun dan menjaga keharmonisan rumah tangga dalam
perspektif Islam. Kajian ini dibuka oleh KPH yaitu Dr. H. Sutrisno Muslimin beserta jajarannya,
kepala sekolah beserta jajarannya, serta orang tua siswa SMP BM 400.
Dalam sambutannya, Sutrisno Muslimin menyampaikan bahwa tema kajian ini penting dalam
upaya menanggulangi problematika pendidikan keluarga.
“Kita selaku orang tua dan guru harus concern memberikan solusi atas semua problematika,
karena hal tersebut akan berdampak pada perkembangan anak-anak,” papar Sutrisno
Muslimin.
Ustadz Maulana memulai ceramahnya dengan menjelaskan bahwa kebahagiaan dalam
rumah tangga bermula dari hubungan yang erat dengan Allah. Beliau menekankan
pentingnya mencari sumber kebahagiaan dalam kehidupan berumah tangga, yang dapat
dicapai melalui kedekatan dengan Allah, berbaik sangka, dan bersyukur atas segala yang
ada.
Selanjutnya, Ustadz Maulana membahas penyebab utama timbulnya kemarahan dalam
rumah tangga. Menurut beliau, marah sering kali menjadi sumber masalah, dan ada beberapa
faktor yang perlu diperhatikan sebagai penyebab marah, seperti syahwat, kecemasan,
keinginan, dan nafsu. Beliau mengingatkan agar kita mampu mengendalikan syahwat yang
cenderung mengarah pada sifat kebinatangan, mengelola kecemasan dengan mengatur
waktu dengan bijak, serta mengutamakan kebutuhan daripada keinginan pribadi. “Kendalikan
nafsu dan usahakan untuk selalu sabar dalam menghadapi masalah,” tambah Ustadz
Maulana.
Ustadz Maulana juga mengajarkan konsep mental kaya dalam rumah tangga. Beliau
menegaskan bahwa untuk meraih kebahagiaan, kita harus memiliki tiga hal: perasaan
senang, hati yang damai, dan rasa syukur atas nikmat yang diberikan. “Mental kaya bukan
berarti memiliki harta melimpah, tetapi memiliki ketenangan hati dan rasa syukur yang tulus,”
jelas beliau. Dengan mental kaya ini, kita dapat hidup lebih damai, tanpa gangguan dari orang
lain, dan selalu berusaha memberi yang terbaik bagi pasangan.
Selain menasihati pasangan, Ustadz Maulana juga menyampaikan pentingnya menasihati
anak. Orang tua diharapkan dapat terus-menerus menasihati anak-anaknya. Waktu terbaik
untuk menasihati sang buah hati adalah ketika mau tidur, waktu makan, hingga saat di
perjalanan.
Pada bagian terakhir ceramah, Ustadz Maulana memberikan nasihat praktis tentang
bagaimana meraih kepuasan dalam hubungan rumah tangga. Beliau menekankan pentingnya
kasih sayang, mengendalikan emosi, saling memberi, serta cara yang benar dalam
menasihati dan mengingatkan pasangan.
Acara kajian ini mendapat sambutan hangat dari para peserta yang hadir, baik dari kalangan
orang tua maupun staf dan guru SMP BM 400. Dengan berbagai wawasan dan pengetahuan
yang dibagikan, diharapkan seluruh peserta dapat mengimplementasikan nilai-nilai Islam
dalam kehidupan rumah tangga mereka untuk meraih kebahagiaan yang sejati.