Guru Sekolah BM 400 Berpikir Tumbuh untuk Tingkatkan Kualitas Pendidikan

Jakarta – Mengakhiri kegiatan pembelajaran semester satu, sekolah Bakti Mulya 400 mengadakan Annual Meeting yang diselenggarakan pada 19 – 23 Desember 2022.

Dengan mengusung tema “Berpikir Tumbuh (Growth Mindset) untuk Optimalkan Pendidikan”, kegiatan ini diikuti oleh seluruh guru dan karyawan sekolah Bakti Mulya 400. Kegiatan ini digelar untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pendidikan pada semester ganjil, merencanakan proses pendidikan yang strategis pada semester genap, serta memberikan pemahaman dan wawasan kepada guru tentang growth mindset.

Pada hari pertama kegiatan annual meeting dipandu oleh Syahnan Nasution, M.Pd. sedangkan sebagai moderator Rike Anwari, M.Si. dan Lily Mardiani, S.Pd. Pada hari kedua dipandu oleh Rialina Diani, S.S., dengan moderator Ariyani Setyamintarsih, SS., S.Pd.

Kegiatan di hari pertama dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Bakti Mulya 400, setelah itu paparan materi disampaikan oleh Dr. Sutrisno Muslimin, M.Si., selaku Ketua Pelaksana Harian (KPH) Sekolah BM 400.

Sejalan dengan tema kegiatan ini, Dr. Sutrisno mengungkapkan bahwa penting bagi setiap guru untuk selalu berpikiran terbuka, terlebih lagi dalam menghadapi dunia yang semakin banyak perubahan. Hal tersebut harus dijalankan dengan baik guna mengoptimalkan proses pendidikan.

Dirinya menambahkan, berpikir tumbuh harus diseimbangkan dengan kemampuan untuk pengoptimalan pendidikan di sekolah.

Sutrisno Muslimin menekankan, “Guru harus memiliki pemikiran maju dan modern. Tidak hanya berhenti pada masa kini, tetapi terus berupaya untuk memajukan pendidikan di masa depan dengan menanamkan growth mindset di dalam diri masing-masing. Guru harus menumbuhkan dan melahirkan peserta didik yang menghadapi perubahan , mau berinovasi dan kreatif. Jadilah guru yang bersemangat dan mau terus belajar”.

Kemudian, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh pembicara berikutnya. Pardamean Harahap, M.Phil., serta Yusuf Daud, M.Ud., Phd., membahas tentang dimensi universal ajaran Islam.

Pada kesempatan tersebut para narasumber menyebutkan bahwa dimensi universal ajaran Islam merupakan suatu ajaran yang mencakup semua aspek kehidupan, meliputi prinsip ajaran yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan, sesamanya, dan lingkungan.

Disebutkan oleh Yusuf Daud bahwa dimensi universal dan spiritual Islam terbagi menjadi beberapa bagian. Pertama, Theology-Fiqh, Philosopy, Tassawuf yang membagi isinya ke dalam kitab suci, teks sakral, serta dalil naqli. Selanjutnya, The Heart of Islam, di dalamnya mengenai kebenaran Yang Tunggal dalam banyak wahyu, sirathal mustaqim, dan mengenal spektrum Islam.

Ketiga, Secret of Divine Love, yaitu transformasi cara beragama, mengenal diri dan Tuhan, serta Siapa Aku. Teakhir, Spritual Practice, yaitu shalat sebagai meditasi, zikir, dan perubahan akhlak.

Selanjutnya, Dra. Tynsusi Nurhidayati, Psi., berbicara tentang cara menerapkan psikologi positif dalam tata tertib sekolah. Dra. Tynsusi mengungkapkan bahwa dalam usaha penerapan tata tertib sekolah harus berpedoman pada psikologi positif, artinya semua hal harus memiliki pemahaman terhadap aspek-aspek kehidupan yang bermanfaat.

Ditekankan oleh Dra. Tynsusi bahwa adanya penerapan psikologi positif pada tata tertib sekolah bertujuan untuk merealisasikan lingkungan sekolah yang nyaman dan aman, meniadakan tindakan bullying di sekolah, serta menumbuhkan rasa kebersamaan pertemanan yang baik.

Pada sesi selanjutnya di hari ke-2, hadir pembicara yaitu Nawolo Tris Sampurno selaku Bussiness Advisor. Nawolo menjelaskan terkait penyusunan aksi perbaikan untuk kebaikan pelayanan sekolah, berbasis customer journey.

Baca juga : WASPADAI ISSUE BLACK DATING, SMP BM 400 ADAKAN PARENTING

Dalam kesempatan tersebut, Nawolo memberikan penjelasan tentang model bisnis sekolah berbasis canvas model yang di dalamnya membahas tentang mitra, proses utama, sumber daya, value, pelanggan, biaya, serta pendapatan.

Model ke dua yang dibahas yaitu matrix inovation untuk aksi perbaikan. Aksi perbaikan pelayanan sekolah yang disampaikan oleh Nawolo memiliki tolok ukur pada tiga area utama pendongkrak kinerja sekolah, yaitu penerimaan siswa, proses pembelajaran, dan pengelolaan lulusan.

Kegiatan annual meeting tetap berlangsung hingga hari Jumat (23/12). Pada hari Rabu (21/12), kegiatan tersebut diisi dengan sharing session oleh Rike Anwari, M.Si., dan Hana Triana, M.Pd, M.Ed. selaku pembicara yang dihadiri oleh semua guru Sekolah BM 400 secara daring.

Pada hari itu juga hadir Tim IT sebagai pembicara untuk penyampaian implementasi learning management System (LMS) Smart Class secara daring.

Selanjutnya, Kamis (22/12) hadir Tim Smart Class Ben-Q unutk menyampaikan materi manajemen kelas dengan Ben-Q Interactive Flat Panel yang dihadiri oleh guru Cambridge SMP dan SD di unit masing-masing.

Pada hari terakhir, Jumat (23/12) dilanjutkan dengan sharing session serta workshop kurikulum agama Islam yang dihadiri oleh para pimpinan PH, unit, dan koordinator sarana unit, serta seluruh guru agama TK-SMA.

Adanya rapat kerja guru ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan proses pendidikan pada semester gasal dan merencarakan kegiatan strategis yang terukur.

Semua kegiatan tersebut diupayakan untuk meningkatkan perolehan mutu dan kreativitas guru dalam berinovasi seiring dengan perubahan paradigma dunia pendidikan. Oleh karena itu, diharapkan guru-guru serta sekolah tidak berhenti untuk mengadakan perubahan dan selalu berinovasi agar tidak tertinggal oleh pergerakan waktu