Salah satu momentum memperingati 40 tahun kelahiran YBKSP Bakti Mulya 400, Sekolah Bakti Mulya (BM) 400 menyelenggarakan gathering dengan tema Napak Tilas Palagan Cirebon. Kegiatan berlangsungdi Kuningan – Cirebon, Jawa Barat Minggu-Senin (2-3/7/2023).
Adapun peserta pada kegiatan tersebut adalah guru, karyawan dan pimpinan Sekolah Bakti Mulya 400 berjumlah 225 orang. Sebagai kehormatan, hadir pula enam Dewan Pengurus Yayasan Bakti Mulya 400, yaitu Ir. Hj. Anna Rosita Subagdja (Ketua), H.Baskara Harimukti Sukarya, CBM (Wakil Ketua), H. Mohammad Lendi Basarah, BBA (Sekretaris), Dr. H. Asep Syarifuddin Hidayat, SH, MH. (Wakil Sekretaris), H. Mohamad Ridwan, SE (Bendahara) dan Hj. Wahuni Kamila Handrica, SE (Wakil Bendahara).
Kegiatan gathering bertujuan mengaktualisasi semangat para pendiri sekolah melalui napak tilas perjuangan Tentara Pelajar Yon 400 Cirebon. Selain itu juga untuk memperkuat jalinan tali silaturahmi dengan membangun persaudaraan dan persahabatan dengan seluruh civitas akademika Sekolah BM 400.
Museum Linggarjati
Pada Minggu (2/7/23) pagi, kegiatan diawali dengan berkunjung ke Museum Linggarjati tempat berlangsungnya Perundingan Linggarjati. Pada saat Perundingan Linggarjati 10 November 1946, Sutadi Sukarya, salah satu pendiri Sekolah Bakti Mulya 400, merupakan seorang pelajar yang ikut berperan menjadi fasilitator untuk para tamu dalam kegiatan tersebut.
Pada hari yang sama di siang hari, kegiatan dilanjutkan dengan “Refleksi Napak Tilas Palagan Cirebon”. Pada kesempatan tersebut diawali dengan pembinaan oleh pimpinan yayasan.
Dr. Sutrisno Muslimin, M.Si., Ketua Pelaksana Harian (KPH) YBKSP Bakti Mulya 400 dalam sambutannya mengingatkan agar semua guru dan karyawan dapat meneladani para pendiri dalam hal etos kerja dan kegigihan berjuang.
“Kita semua wajib berkontribusi kepada lembaga dengan ikhtiar terbaik yang kita miliki. Dengan upaya tersebut maka kita akan mampu menjalankan lembaga pada relnya dan sampai kepada tujuan yang direncanakan”, tegas Sutrisno Muslimin.
Pada kesempatan tersebut KPH juga memberikan penghargaan kepada guru berprestasi yaitu Ayunda Primaputri (TK), Bagus Mega Jayeng Putro (SD), Edi Hermawan (SMP) dan Cahya Maula Shidiq (SMA). Selain itu juga diberikan apresiasi kepada Muhamad Rifqi Ibrahim (TK) yang akan menempuh studi lanjut Program Childhood Education di Mesa Community College, USA.
Pada kesempatan memberikan pengarahan, Ir. Hj. Anna Rosita Subagdja menyampaikan pesan bahwa kegiatan gathering ini adalah dalam rangka merevitalisasi semangat para pendiri sekolah, menjaga sekaligus meneruskan cta-cita untuk mencerdaskan semua peserta didik.
“Kegiatan ini dapat diartikan sebagai tonggak peringatan untuk para pendiri Sekolah Bakti Mulya 400 agar kita semua meneruskan estafet perjuangannya. Semangat perjuangan itu kita terapkan dalam pendidikan, untuk memajukan bangsa dan negara Indonesia”, nasehat Ir. Hj. Anna Rosita Subagdja.
Buku Palagan Cirebon
Setelah pengarahan dari pimpinan, acara dilanjutkan dengan bedah buku “Palagan Cirebon”. Buku Palagan Cirebon ditulis oleh Sri Pasifik dan ibu Sri Murdiningsih merupakan bagian kisah perjuangan ex Tentara Pelajar Yon 400 Cirebon pada masa perang kemerdekaan 1945-1949.
Buku ini diantaranya berisi tentang kisah yang diperoleh dari catatan harian para pelaku sejarah. Terbitnya buku ini dipersemhakkan untuk menghargai perjuangan Tentara Pelajar Yon 400 Cirebon, sekaligus mengedukasi generasi penerus akan pentingnya sebuah kemerdekaan.
Pada tanggal 22 Juli 1947, Cirebon diserang dengan keganasan oleh Tentara Belanda dari darat, laut, dan udara. Meskipun persenjataan TNI tidak memadai, Bupati Cirebon yang gagah berani, Makmoen Sumadipradja, dengan tegas menolak bekerja sama dengan penjajah. Meskipun tantangan begitu berat, Cirebon tetap menjadi benteng yang tak tergoyahkan.
Cirebon, kota yang menjadi saksi perjuangan yang gagah berani, mempertahankan kehormatan dan martabatnya. Ia adalah contoh nyata bahwa semangat pahlawan tidak akan padam, dan bahwa keteguhan jiwa akan selalu menghadirkan kemenangan dalam kegelapan tergelap sekalipun.
Tampilan Kreasi
Acara gathering pada malam hari diisi dengan kreativitas tampilan guru masing-masing unit. Tampilan secara berurutan dari unit SMP, SMA, SD dan TK. Semua tampilan merefleksikan makna perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dalam bentuk sosiodrama, tari dan musik.
Unit SMP, SMA dan SD menampilkan sosiodrama dengan latar belakang perjuangan keluarga prajurit Cirebon dalam menghadapi agresi Belanda. Dengan kreativitas masig-masing, para guru memerankan tokoh sesuai alur perjuangan yang mengambil inspirasi dari buku “Palagan Cirebon”.
Sedangkan unit TK menampilkan tari kolosal melibatkan semua guru dengan mengusung tema kekayaan budaya nusantara.
Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penilaian untuk tampilan terbaik. Dewan juri, yang terdiri dari Dewan Pengurus dan Ketua Pelaksana Harian, menetapkan tampilan terbaik adalah unit SD Bakti Mulya 400.
Team Building
Tak kalah seru di hari kedua dilangsungkan team building dalam bentuk game kelompok yang dinamis.
Jenis-jenis permainan team building yang dilakukan secara sistematis menekankan empat permainan yaitu permainan kolaboratif, permainan komunikasi, permainan problem solving dan permainan kepercayaan.
Dengan demikian diharapkan semua guru dan karyawan dapat memperkuat ikatan tim, meningkatkan keterampilan komunikasi, mengembangkan kemampuan pemecahan masalah, dan membangun kepercayaan di antara karyawan.
Pada akhirnya semua manfaat ini berkontribusi pada peningkatan produktivitas kerja di Sekolah Bakti Mulya 400.