PENERAPAN POLA PIKIR BERTUMBUH DALAM ASESMEN
Penerapan pola pikir bertumbuh dalam asesmen diharapkan membangun kesadaran bahwa proses pencapaian tujuan pembelajaran, lebih penting daripada sebatas hasil akhir. pendidik diharapkan mampu menerapkan ide penerapan pola pikir bertumbuh, sebagaimana uraian di bawah ini:
- Kesalahan dalam belajar itu wajar. Jika diterima, dikomunikasikan, dan dicarikan jalan keluar, maka kesalahan akan menstimulasi perkembangan otak peserta didik.
- Belajar bukan tentang kecepatan, tetapi tentang pemahaman, penalaran, penerapan, serta kemampuan menilai dan berkarya secara mendalam.
- Ekspektasi pendidik yang positif tentang kemampuan peserta didik akan sangat mempengaruhi performa peserta didik.
- Setiap peserta didik unik, memiliki peta jalan belajar yang berbeda, dan tidak perlu dibandingkan dengan teman-temannya.
- Pengondisian lingkungan belajar (fisik dan psikis) di sekolah dan rumah akan mempengaruhi pencapaian hasil belajar
- Melatih dan membiasakan peserta didik untuk melakukan asesmen diri (self assessment), asesmen antarteman (peer assessment), refleksi diri, dan pemberian umpan balik antarteman (peer feedback).
- Apresiasi/pesan/umpan balik yang tepat berpengaruh pada motivasi belajar peserta didik. Pemberian umpan balik dilakukan dengan mendeskripsikan usaha terbaik untuk menstimulasi pola pikir bertumbuh, memotivasi peserta didik, dan membangun kesadaran pemangku kepentingan bahwa proses pencapaian tujuan pembelajaran lebih diutamakan dibandingkan dengan hasil akhir.
Salah satu acuan dalam memberikan umpan balik dapat menggunakan tangga umpan balik (Ladder of Feedback) di bawah ini.
Pendidik memberikan umpan balik secara lisan atau tertulis. Dapat diberikan terkait dengan tugas, maupun interaksi dengan peserta didik dalam pembelajaran. Tangga umpan balik digunakan secara lengkap dan berurutan.
Contoh:
Karya Peserta Didik Gambar Siklus Air
Contoh Pertanyaan/Pernyataan Umpan Balik:
“Apakah ini berarti siklus air dimulai dari penguapan air laut?” (Klarifikasi)
“Gambarmu sesuai dengan tahapan dalam siklus air.” (Nilai)
“Bapak melihat kamu menggunakan panah untuk menggambarkan proses siklus, bagaimana jika ditambahkan nomor pada setiap tahapan siklus?” (Perhatian)
“Menurutmu, adakah yang perlu ditambahkan pada gambar di atas? Bagaimana jika ditambahkan nomor pada setiap tahapan siklus, Nak?” (Saran)
“Selamat Nak, kamu telah menunjukkan karya kreatif. Pasti kamu mengerjakannya dengan sungguh-sungguh.” (Apresiasi)
Umpan balik tidak hanya memberikan pujian/apresiasi: “Bagus, Nak”, “Keren, Nak”, “Kamu anak pintar”, tetapi mendeskripsikan: klarifikasi, kekuatan, kelemahan, saran, dan apresiasi.
Khusus untuk apresiasi, Pendidik dapat mendeskripsikan usaha sungguhsungguh yang ditunjukkan peserta didik. Umpan balik dapat dilakukan secara lisan dengan berdialog dengan peserta didik atau secara tertulis.
Kelima komponen dalam tangga umpan balik, diharapkan diterapkan secara utuh.
====
Disusun Hadi Suwarno dengan referensi:Pembelajaran dan Asesmen Panduan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Pusat Asesmen dan Pembelajaran Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. 2021.